Film “Mentawai: Soul of the Forest” Raih Penghargaan di Kalimantan International Indigenous Film Festival 2024!

Film dokumenter “Mentawai: Soul of the Forest”, yang disutradarai oleh Joo Peter dan berkolaborasi dengan Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai (YPBM), kembali mendapatkan penghargaan baru dengan meraih penghargaan “Special Jury Award” di Kalimantan International Indigenous Film Festival (KIIFF) 2024. Acara yang diselenggarakan pada 22-24 Agustus 2024 di kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah ini, merupakan platform festival yang menyoroti karya-karya film yang mengangkat isu-isu masyarakat adat dan pelestarian budaya.

Penyelenggaraan acara Kalimantan International Indigenous Film Festival (KIIFF) tahun ini bertepatan dengan perayaan Hari Masyarakat Adat Internasional, dengan mengusung tema “Empower. Embrace. Elevate: Honoring the Strength of Indigenous People”. Tema ini mencerminkan semangat festival yang ingin memberdayakan, merangkul, mengangkat dan merayakan kekuatan masyarakat adat secara global. Selain pemutaran film, perayaan ini juga menyelenggarakan berbagai kegiatan penting seperti seminar internasional, panel diskusi, workshop, eksebisi seni, pertunjukan, dan pagelaran budaya. Kalimantan International Indigenous Film Festival (KIIFF) dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk pembuat film, pelaku budaya, praktisi budaya, akademisi, serta berbagai institusi LSM dan enterprise lokal.

Kalimantan International Indigenous Film Festival (KIIFF) sendiri adalah bagian dari inisiatif lebih besar yang dikenal sebagai International Indigenous Film Festival (IIFF). Program ini diinisiasi oleh Ranu Welum Foundation yang berbasis di Kalimantan Tengah, bertujuan untuk mendukung dan mengembangkan pembuatan film dokumenter sosial dalam konteks nilai-nilai tradisional. Sejak dimulai pada tahun 2015, International Indigenous Film Festival (IIFF) telah berkembang pesat dari acara lokal menjadi acara internasional dengan lebih dari 1.000 penonton live streaming per tahun, 510 film dan telah melibatkan 213 pembuat film adat dari Asia dan Pasifik, Amerika Latin, Afrika, serta 37 negara/komunitas adat. International Indigenous Film Festival (IIFF) juga telah mengadakan 58 pemutaran di berbagai negara, termasuk Australia, Eropa, AS, dan Peru.

Martison Siritoitet, perwakilan dari YPBM sebagai inisiator dan kolaborator film “Mentawai: Soul of the Forest”, hadir secara langsung pada acara Kalimantan International Indigenous Film Festival (KIIFF) tahun ini. Tidak hanya sebagai perwakilan film, Martison juga diundang sebagai pembicara pada panel diskusi bertema “Media Advocacy: Video and Film for Social Change”. Dalam panel tersebut, Martison membagikan pandangannya tentang bagaimana film-video dan media sosial dapat digunakan sebagai alat efektif untuk menyuarakan aspirasi masyarakat adat dan melestarikan kebudayaan. Juga menyoroti pentingnya teknologi modern dalam mendukung perjuangan dan pelestarian budaya tradisional.

Perayaan Kalimantan International Indigenous Film Festival (KIIFF) tahun ini menegaskan komitmen untuk menciptakan jaringan yang kuat antara komunitas adat, pelaku budaya, dan seluruh pembuat film dan komunitas baik yang hadir secara luring maupun daring. Festival ini telah menginspirasi untuk berbagi pengalaman, terhubung dengan komunitas lain, serta memberdayakan dan mengapresiasi perjuangan bersama dalam menyuarakan aspirasi masyarakat adat. Kalimantan International Indigenous Film Festival (KIIFF) 2024 bukan hanya sekadar festival film, tetapi sebuah perayaan dan pengakuan terhadap kekayaan budaya masyarakat adat dan upaya kolektif dalam melestarikannya. Melalui acara ini, para peserta dapat saling mendukung dan berkolaborasi dalam upaya pelestarian budaya dan hak-hak masyarakat adat secara global.

Klik DISINI untuk mengetahui lebih banyak tentang festival program dan KIIFF.

Masura’ Bagatta – Terima Kasih!

Meninggalkan Balasan