DENPASAR-BALI (Suku Mentawai) – Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai (YPBM) dengan bangga mengumumkan bahwa film “Mentawai Souls of the Forest” oleh Joo Peter dengan kolaborasi Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai (YPBM) mendapatkan penghargaan Special Jury Prize di malam penganugerahan film kompetisi Bali International Film Festival (Balinale) edisi ke-15 yang diselenggarakan di Cinema XXI Beachwalk Kuta Bali, 9-12 Juni 2022.
Balinale yang merupakan festival film yang diselenggarakan di Bali telah diakui secara Internasional sebagai salah satu festival film utama di Asia Tenggara memberikan kesempatan kepada sutradara baik dalam dan luar negeri untuk menampilkan karya terbaik mereka kepada khalayak Global. Festival ini juga turut mempromosikan keindahan alam dan keberagaman Indonesia kepada sutradara Internasional, juga bertujuan untuk mengembangkan pemahaman terhadap kebebasan berekspresi, hak asasi manusia dan kekayaan intelektual, serta mendorong rasa hormat lintas budaya.
Balinale edisi ke-15 diselenggarakan dengan menghadirkan 63 film yang mewakili 26 negara dengan beragam genre, gaya dan bahasa. Film terdiri dari berbagai kategori, yakni film dokumenter, film cerita panjang, film dokumenter pendek, dan film cerita pendek. Selain dihadirkan kepada penonton, film-film tersebut juga akan mendapat penilaian dari dewan juri dengan kompetensi teknis, artistik, filmis yang mumpuni.
Perwakilan dan utusan Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai (YPBM), Martison Siritoitet sebagai kolaborator film project “Mentawai-Souls of the Forest” turut hadir dalam rangkaian acara festival bersama Joo Peter Director dan Producer berasal dari Jerman. Untuk kedua kalinya Martison mewakili YPBM menghadiri acara festival film di Bali, pertama Bali International Indigenous Film Festival 2019, kemudian Bali International Film Festival-Balinale 2022.
“Untuk pertama kali saya memiliki kesempatan mengunjungi acara Bali Internasional Indigenous Film Festival 2019 dan pertama bertemu Joo Peter yang tertarik melihat dokumenter pendek saya tentang YPBM dan kebudayaan Mentawai. Setelah itu kami tetap berkomunikasi hingga akhirnya saya mengundang beliau mengunjungi Mentawai dan mulai berkolaborasi membuat film yang saat ini terpilih dalam festival Balinale 2022,” ungkap Martison.
Mentawai-Souls of the Forest
“Film ini menggambarkan kehidupan sehari-hari suku asli Mentawai, kosmos spiritual mereka dan komitmen mereka untuk melestarikan budaya dan habitat alami mereka sendiri. Perusahaan pembalakan mengancam ekosistem pulau yang rentan. Rekaman dan bahan arsip bersejarah yang langkah menceritakan kisah penindasan selama puluhan tahun terhadap budaya asli, juga tentang ketahanan karakter utama dan suku terakhir yang tinggal di hutan. Tokoh utama, Sikerei Aman Laulau telah menjadi pemimpin dalam perjuangan ini selama beberapa dekade, bertemu dengan gubernur di Sumatera dalam titik kunci sejarah. Bagian akhir dari film ini mengeksplorasi konteks geopolitik dan menunjukkan generasi baru bergabung dengan karakter utama dalam perjuangan untuk pelestarian lingkungan dan budaya Mentawai – sebagai bagian dari gerakan yang lebih besar di Indonesia. Project ini didukung oleh peneliti terkenal, aktivis, jurnalis dan yayasan adat. Film ini merupakan salah satu dari rangkaian film yang direncanakan untuk merayakan keragaman dan kekayaan budaya asli Indonesia” Director Joo Peter
Beberapa persembahan menarik Balinale 2022 adalah dengan menghadirkan cinema Hong Kong, Making Waves: Navigators of Hong Kong Cinema. Program khusus sinema Hong Kong merayakan ulang tahun ke-25 Hong Kong SAR. Program ini juga menampilkan kecanggihan visual hologram secara live perdana di Indonesia. Live event hologram menghadirkan pembuat film Hong Kong terkemuka Stanley Kwan, yang kemudian menampilkan film klasik karyanya, Rouge (1988) yang telah direstorasi. Kemudian turut mempersembahkan film Keluarga Cemara 2 dimalam pembukaan dengan mengahadirkan Director Ismail Basbet dan Producer Anggia Kharisma.
Malam penganugerahan (11/6), Juri Bali International Film Festival (Balinale) 2022 mengumumkan pemenang film peserta kompetisi. Beberapa kategori kompetisi tersebut adalah Dokumenter Pendek dengan pemenang film Homebound, Sutradara: Ismail Fahmi Lubis (Indonesia), Film Narasi Pendek Murder Tongue, Sutradara: Ali Sohail Jaura (Pakistan), Drama Dokumenter My Childhood, My Country – 20 Years in Afghanistan, Sutradara: Phil Grabsky dan Shoaib Sharifi (Inggris), Film Narasi Panjang Inside a Funeral Hall, Sutradara: Ho-hyun Lee (Republik Korea), Penghargaan Juri Khusus Mentawai: Soul of the Forest, Sutradara: Joo Peter (Jerman), Emerging Indonesian Filmmaker Udin’s Inferno, Sutradara: Yogi S Calam (Indonesia), Penghargaan Pilihan Komite dan Penghargaan American Indonesian Culture and Education Foundation (AICEF) Preman, Sutradara: Randolf Zaini (Indonesia).
Hari terkhir festival diisi dengan Screening Making Waves-Hongkong dan Filmmaker Seminar. Joo Peter bersama Anji Sauve Clubb dan Panji Mukadis menjadi narasumber seminar yang bertajuk “ Feature Film Production in the Endemic Era, Challenges and Opportunities”. Para narasumber berbagi pengalaman mereka dan meberikan motivasi produksi film serta kesempatan screening yang dimulai dengan hal kecil seperti komunitas, kampus, organaisasi dan lainnya.
Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai dengan tulus mengucapkan terimakasih kepada Ibu Deborah Gabinetti President dan Founder Bali International Film Festival-Balinale dan seluruh panitia atas penyelenggaraan festival yang luar biasa mengapresiasi karya para filmmaker. Ucapan terimakasih kepada Joo Peter (Director/Producer), Ilona Grundmann (Producer/Distributor) yang telah senantiasa membantu seluruh pendanaan perwakilan YPBM mengunjungi festival, Kepada Ibu Fetty Asmaniati, SE.,MM selaku President Trisakti School of Tourism (Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti) yang telah senantiasa memberikan dukungan kepada Martison Siritoitet selaku mahasiswa STP Trisakti Program Beasiswa Unggulan Kemdikbudristek untuk menghadiri penyelenggaraan acara Balinale, Kepada seluruh teman dan kolega yang telah menaruh kontribusi dan harapan pada pencapaian Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai. Sekali lagi kami mengucapkan banyak terima kasih.
Jika anda tertarik dan ingin berkolaborasi untuk mengadakan screening film Mentawai melalui komunitas atau jaringan anda, jangan sungkan untuk mengirimi ide atau pesan anda melalui alamat email kami: contact@sukumentawai.org
Masura’ Bagatta, terima kasih.